ADAB SOPAN SANTUN TERHADAP ALLAH
Oleh KH. Luthfi Bashori
Syekh Ahmad bin Muhammad At-Tijani
rahimahullah mengatakan dalam kisah Sayyidina Adam dan iblis. Beliau
berkata: Meskipun iblis dahulunya adalah makhluk penghuni sorga yang
paling taat beribadah, namun tatkala ia telah meninggalkan adab sopan
santun terhadap Allah, dan lebih mendahulukan pengagungan terhadap
dirinya sendiri serta memainkan logika akalnya, bukan tunduk kepada
peraturan Allah, yaitu ketika Allah berfirman
kepadanya, “Apa yang menghalangimu untuk sujud menghormat kepada
makhluk (Adam) yang Aku ciptakan dengan tangan-Ku? Iblis menjawab, “ Aku
lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan
engkau ciptakan dia dari tanah.” (Q.S. Shad:76).
Dengan sebab
kecongkakan Iblis yang lebih mengandalkan logikanya saat menjawab
pertanyaan Allah itulah yang menyebabkan Allah murka, lantas Allah
menvonisnya sebagai makhluk yang paling terkutuk hingga diusir dari
sorga.
Sebenarnya, logika manusia itu seringkali diperlukan
dalam kehidupan manusia, namun jika logika itu mengarah kepada berpikir
bebas bertentangan dengan syariat Allah, seperti yang dilakukan oleh
kaum liberal, maka justru akan menjadikan Allah murka terhadap para
pengguna dan pemain logika.
Liberalisme, yaitu ‘madzhab’
kebebasan berpikir, berlogika dan berekspresi, yang saat ini sedang
marak terjadi di kalangan umat Islam, adalah termasuk bentuk pengagungan
logika melebihi aturan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah untuk
manusia.
Jika umat Islam kelak ingin selamat dalam mengarungi
kehidupan akhirat yang kekal abadi, maka hendaklah dalam menjalani hidup
di dunia ini lebih mendahulukan penyesuaian terhadap aturan syariat,
dari pada memainkan logika berpikir yang bebas tanpa ikatan ayat-ayat
Alquran, Hadits, Ijma’ ulama dan Qiyas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar